25 November 2024

Nelayan Tradisional di Wilayah Pesisir Pantai Susoh dan Setia Panen Udang Rebon

0

Abdya, Lintaskini.id | Nelayan tradisional di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dalam beberapa hari terakhir, panen udang rebon atau di daerah setempat lebih dikenal dengan nama udang sabu.

Musimnya undang kecil ini menjadi berkah tersendiri dan dimanfaatkan oleh para nelayan termasuk kalangan masyarakat setempat untuk menjaring udang di perairan dangkal laut.

Proses penjaringan udang pun tidak terbilang sulit, bahkan alat tangkap yang digunakan merupakan alat tradisional serta sangat sederhana.

Pantauan awak media, Sabtu (13/7/2024) nelayan tradisional di wilayah pesisir pantai Rubek Meupayong, Kecamatan Susoh, Meurandeh Alue Dama, Mon Mameh Kecamatan Setia dan sejumlah lokasi lainnya.

Abubakar (48) warga gampong Mon mameh kec setia mengatakan, jika sudah memasuki puncak masa panen bisa sampai 1 ton sekali dibentangkan jaring pukat darat.

Karena ini baru awal panen, nelayan biasanya mendapatkan antara kisaran belasan kilogram, puluhan kilogram hingga ratusan kilogram kg.

Dia bersama nelayan lainnya, mulai melakukan aktivitas di laut dari pukul 06.00-11.00 WIB. Diperkirakan dalam beberapa pekan kedepan, nelayan pukat darat,selain menjaring ikan juga berburu udang sabu.

Sementara harga udang rebon kering bisa mencapai Rp 40.000-50.000/kg tergantung kualitasnya, sedangkan untuk udang rebon yang baru ditangkap dalam keadaan masih basah dibandrol dengan harga Rp.200.000 per keranjang ukuran piber nelayan.

Seterusnya, Alat tangkap yang digunakan nelayan juga sangat sederhana, mulai dari penebaran pukat darat dengan menggunakan perahu yang kemudian dihela ke tepian secara beramai-ramai dan menggunakan jaring yang sebelumnya telah dirakit untuk digunakan nelayan menangkap udang sambil menyelam di balik ombak.

Dikesempatan yang sama, Jamali (55) salah seorang nelayan menambahkan, sejauh ini proses pengeringan udang umumnya mengandalkan panas matahari.

Udang rebon hasil tangakapan dari nelayan,sangat mudah dikeringkan dan tidak perlu waktu lama.

“kalau cuaca panas setengah hari insyaAllah sudah kering, siap disajikan dan dinikmati.”ujarnya

Sambungnya lagi, Udang rebon memang banyak diburu produsen termasuk warga dari sejumlah daerah, karena kualitasnya bagus.

Maka wajar jika pesanan dari perajin terasi terus berdatangan, terkadang dari Medan Sumatera Utara, sehingga nelayan dibuat kewalahan untuk menyiapkan persediaan udang rebon.

“Udang rebon ini bermusim tepatnya disaat musim barat, jadi persediaannya pun tidak selalu ada. Kalau musimnya usai, udang tersebut juga susah didapat,”demikian pungkasnya. (Nazli)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *