Isu Petani Serobot Kawasan Konservasi Rawa Singkil, Abrar Muda Angkat Bicara
Aceh Selatan, Lintaskini.id – Terkait isu berkembang tentang petani menyerobot kawasan Konservasi Rawa Singkil untuk menanam kelapa sawit.
Hal ini perlu diluruskan supaya tidak keliru dalam penafsiran hingga menimbulkan persoalan baru. Demikian dikatakan eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Aceh Selatan, Tengku Abrar Muda kepada awak media pada Jumat (15/3/2024).
Terkait isu tersebut, Dirinya membantah keras adanya informasi dan tudingan kepada masyarakat dikawasan setempat.
Seharusnya, pemerintah Aceh Selatan dan Provinsi Aceh harus menjelaskan bahwa masyarakat tidak menanam sawit di Kawasan Rawa Singkil, melainkan di areal perkebunan rakyat.
Perlu kami tegaskan, masyarakat sudah cukup kesulitan dan menderita akibat minimnya lapangan pekerjaan, sementara kebutuhan hidup harus terpenuhi, termasuk untuk biaya menyekolahkan putra-putri mereka.
Menurutnya, pertanian kelapa sawit salah satu solusi nyata untuk keluar dari persoalan yang menjerat kehidupan, sekaligus melepaskan diri dari himpitan ekonomi.
Apalagi lahan sawit masyarakat bukan dalam kawasan hutan lindung atau Kawasan konservasi Rawa Singkil.
“Persoalan Kawasan Konservasi Rawa Singkil tentunya sudah ada titik geografisnya jadi jangan dituding semua lahan kelapa sawit di Aceh Selatan sarat masalah. Ini tidak boleh terjadi demi hajat hidup masyarakat banyak,” tegas Abrar Muda melalui percakapan seluler dan pesan WhatsApp (WA).
Selain itu, Tengku Abrar Muda juga mengingatkan semua pihak, jangan ada pemikiran dengan berdirinya Pabrik crude palm oil (CPO) di Aceh Selatan seakan-akan menuduh masyarakat membuka lahan sawit di Kawasan Rawa Singkil.
Untuk diketahui, Pemerintah Aceh Selatan sudah jauh hari melarang (mewarning) warga menanam sawit di kawasan Hutan Konservasi Rawa Singkil.
Jadi, jangan ada yang dikambing hitamkan. Keberadaan pabrik CPO sangat membantu rakyat tani, paparnya.
Sebelumnya, semua pihak sudah menjalin kerja sama yang baik dalam upaya pendirian Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Aceh Selatan.
Mudah-mudahan akan hadir pabrik-pabrik yang lain untuk mendongkrak lajunya perekonomian dan berdampak kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Catatan terpenting adalah, kehadiran investor yang bergerak di sektor PKS sangat berdampak positif bagi perkembangan daerah. Selain mendongkrak PAD juga merekrut tenaga kerja dan menstabilkan harga beli Tandan Buah Segar (TBS).
“Prospek ini sangat menguntungkan petani sawit. Kami mohon jangan disalah artikan,” demikian pungkas tokoh kharismatik Aceh Selatan Abrar Muda. (Nazli)