“Merah Putih Berkibar di Pesantren: Ketika Patriotisme dan Nilai Qur’ani Bertemu di Birem Bayeun”

 

Aceh Timur – Embun pagi belum sepenuhnya menguap dari dedaunan saat ratusan santri dan dewan guru dari Yayasan Pesantren Dar Faqih Qur’ani mulai memadati lapangan utama di Desa Keude Birem, Kecamatan Birem Bayeun. Bukan pagi biasa, bukan pula sekadar rutinitas pekanan.

Senin, (29 September 2025) menjadi hari yang istimewa sebuah momentum yang menyatukan semangat kebangsaan dan kekuatan nilai-nilai Qur’ani dalam satu tarikan napas perjuangan.

Di tengah udara sejuk dan langit yang cerah, Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan dengan penuh khidmat. Suasana sakral menyelimuti seluruh peserta saat Sang Merah Putih perlahan naik ke puncak tiang, diiringi lagu kebangsaan yang menggetarkan jiwa. Yang membuatnya lebih istimewa, upacara tersebut dipimpin langsung oleh Dandim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Novi Widyanto, S.E, sebagai Inspektur Upacara.

Lebih dari 200 peserta hadir, terdiri dari unsur TNI, tenaga pendidik, serta seluruh siswa-siswi dari SMP IT dan SMA IT Dar Faqih Qur’ani. Hadir pula sejumlah tokoh penting, seperti Komandan Koramil 11/Birem Bayeun Kapten Inf Suharianto, Kepala Yayasan H. Sofyan Fakeh, Kepala MAN IT Abu Dr. Awwaluz Zikri, Lc., MA, Kepala SMP IT Ustadz Ahmad Asy’ari, dan Humas Yayasan H. Bayhaqqi, MT, beserta seluruh dewan guru.

Dalam amanatnya, Letkol Inf Novi Widyanto menyampaikan rasa syukur yang mendalam dapat berdiri di tengah para generasi muda anak-anak bangsa yang sedang tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan iman, ilmu, dan cinta tanah air secara bersamaan.

“Upacara bendera bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk nyata penghormatan kita kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa ini. Di balik kibaran Merah Putih, ada semangat perjuangan, ada harga diri, ada kehormatan sebagai bangsa yang berdaulat,” tegas Dandim dengan suara lantang namun sarat makna.

Ia melanjutkan, pesan moral kepada para santri dan santriwati untuk senantiasa menjaga diri dari segala bentuk perusakan moral dan masa depan.

“Jauhi narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas. Bangsa ini tidak butuh generasi lemah! Jadilah pribadi yang disiplin, rajin, jujur, dan berakhlak mulia. Kalian adalah penghafal Al-Qur’an, calon pemimpin bangsa yang harus siap memikul amanah besar,” pesannya menggetarkan semangat para peserta.

Tak lupa, Letkol Novi juga memberikan apresiasi dan dorongan kepada para guru dan orang tua.

“Bapak Ibu guru, para ustadz dan ustadzah teruslah ikhlas dalam mendidik, karena apa yang kalian tanam hari ini akan menjadi pohon-pohon kebaikan yang rindang di masa depan. Generasi Qur’ani yang kita bina hari ini adalah harapan masa depan Indonesia yang tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kokoh dalam iman dan akhlak,” ujarnya.

Kibaran Bendera, Kibaran Harapan

Usai upacara, suasana lapangan masih terasa hangat oleh semangat dan harapan. Para santri kembali ke kelas dengan kepala tegak dan hati yang mantap. Kibaran Sang Merah Putih pagi itu menjadi simbol bahwa pesantren bukan hanya tempat menempa ilmu agama, tetapi juga kawah candradimuka bagi para patriot masa depan.

Di Dar Faqih Qur’ani, nasionalisme bukan sekadar wacana ia hidup, diajarkan, dan diamalkan dalam keseharian. Di sinilah nilai-nilai Qur’ani dan semangat kebangsaan berpadu, menciptakan generasi baru yang siap membela negeri, dengan ilmu di kepala dan Al-Qur’an di dada.

Komentar