24 November 2024

Pemkab Aceh Timur Turut Belasungkawa Atas Meninggalnya Pelatih Sepak Takraw Gorontalo

0

Aceh Timur, Lintaskini.id | Pemerintah Aceh Timur Turut belasungkawa atas berpulang kerahmatullah Harsono A Taha alias Herson Taha, pelatih cabang olahraga (Cabor) sepak takraw asal Gorontalo pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut meninggal dunia, Sabtu (14/9/2024).

Kata Pj Bupati Aceh Timur Amrullah M. Ridha yang disampikan Muntasir jubir Pemerintah Aceh Timur dalam konferensi pers, Sabtu (14/9/2024) siang bertempat di aula Gedung Idi Sport Center Disparpora.

“Pak Herson sapaan akrab Harsono A Taha, sempat menjalani perawatan intensif, di Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud (RSUDZM) Aceh Timur dan meninggal pada pukul 04.00 WIB,” kata Muntasir

Lanjut, Muntasir, jasad almarhum sudah dimandikan, kemudian disalatkan. Saat ini menuju Bandar Udara Kuala Namu (KNO), Medan, Sumatra Utara, untuk diterbangkan ke kampung ke Gorontalo.

Berikut Riwayat Perawatan Pasien Harsono A Taha, S.Pd (Harson Taha) Pelatih Sepak Takraw Kontingen Provinsi Gorontalo.

“Almarhum masuk RSUD Zubir Mahmud pada Jumat 06 September 2024 sekira pukul 03.36 WIB dini hari. Keluhan diare dan demam tinggi serta pembekakan pada sendi,” kata dr. Munawir selaku ketua Bidang Pelayanan Kesehatan panitia pendukung PON XXI Aceh-Sumut.

Kemudian Pasien dirawat selama beberapa hari, kondisi masih belum sembuh pasien minta izin keluar pada Kamis 12/09/2024 untuk mengikuti pertandingan final kontingen Gorontalo melawan Jateng di GOR ISC Idi.,” ucap dr. Munawir.

“Usai pertandingan kemudian pasien masuk lagi ke RSUD ZM Kamis 12/09/2024 sekira pukul 18.00 WIB dalam kondisi sesak dan kaki bengkak. Hasil pemeriksaan pasien dapati ganguan fungsi ginjal (gagal ginjal akut menuju kronis) dan asam urat tinggi,” sebut dr. Munawir.

Sementara itu, pada Jumat (13/09/2024) Pasien direncanankan untuk rujuk ke Medan sesuai permintaan keluarga dan saran dari tim medis RSUD ZM.

Pada sore harinya saat menunggu proses rujukan pasien mengalami sesak berat. Pasien akhirnya diputuskan untuk dilakukan hemodialisa (cuci darah) dan ini hasil persetujuan keluarga,” jelas dr.

“Pada pukul 20.00 WIB tim medis RSUDZM malakukan tindakan cuci darah sampai pukul 22.00 WIB, setelah itu pasien dikembalikan ke ruangan ICU dan pada pukul 04: 09 WIB dini hari Sabtu 14/09 2024 pasien meninggal dunia di ruang ICU di dampingi istrinya dokter dan perawat.

Selanjutnya, janazah Almarhum dilakukan pemulasan dan dishalati di RSUD ZM Idi.

Kemudian pada pukul 10:20 WIB pagi, Janazah didampingi istrinya dokter dan perawat dengan menggunakan ambulance RSUDZM Idi diantar ke Bandara International Kuala Namu untuk di pulangkan ke Gorontalo,” demikian kata dr. Munawir. (Rolly)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *