Kadistan Pidie: Kemarau Landa Pidie, Semua Pihak Harus Terlibat

Sigli, Lintaskini.id | Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadistanpang) Pidie Ir. Hasballah, MM menegaskan bahwa, dampak el-Nino terjadi di musim gadu ini menyebabkan sejumlah besar wilayah pertanian di Pidie mengalami kekeringan, apalagi saat ini tanaman padi sedang mengalami masa membunting, jika air dipersawahan kering maka bulir padi tidak padat, ungkapnya, pada Wartawan Senin (29/7/2024).

Dampak kekeringan ini, lanjutnya petani akan gagal panen di sejumlah kecamatan, seperti kecamatan Sakti, Mutiara, Mila, Glumpang Tiga, Peukan Baro, Kembang Tanjong dan Simpang Tiga, tandasnya.

Dikatakan, kita akui dampak kekeringan sangat terasa, apalagi air sungai menyusut sangat drastis, kendati pihak kita Distanpang Pidie sudah mendukung cepat, dengan pompanisasi dan alat mesin pertanian kepada kelompok tani untuk antisipasi darurat, tetapi itu tidak seratus persen teratasi, tindihnya.

Kekeringan tambahnya, memang hampir tiap tahun, namun pada tahun ini dampak kekeringannya cukup tinggi, berpotensi pada gagal panen dalam skala besar.

“Persoalan ini, tidak semata tanggung jawab Distanpang, tetapi PUPR dan Lingkungan Hidup juga memiliki kontribusi dalam mengatasi masalah yang berdampak pada rakyat banyak,” jelas Hasballah.

“Hari ini kami sudah rapat lengkap dihadiri Kadis PUPR Pidie Buchari, S.Sos, Kabid SDA, Muntahar ST, Muspika, para Kejruen blang, dan Koordinator wilayah, bahas pembagian air sawah untuk 3 zona.Artinya, giliran tutup buka pintu air diberlakukan, “pungkasnya.

Sementara Kabid Tanaman Pangan, Zulfikar, S.Pt menyebutkan, Luas areal sawah di Pidie capai 24.780 hektar. Untuk tanaman rendengan sebesar 24.750 hektar.

Program gadu capai 15.013 hektar dan program pompanisasi sebanyak17.454 hektar, rinci Zulfikar.

Ia menambahkan, panen gadu kecamatan Glumpang Baro, sebagian Glumpang Tiga dan kecamatan Mutiara, terang Zulfikar. (Hasballah.B)