Langsa – Dalam menyukseskan program pemerintah menanggulangi masalah stunting dan gizi terhadap ibu dan anak pihak dinas kesehatan Langsa beserta jajarannya melakukan pembagian tablet tambah darah untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan para remaja putri yang sudah menstruasi untuk usia 10 s/18 tahun dimana remaja putri kita juga sehat, ceria dan bebas anemia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Langsa Muhammad Yusuf Akbar melalui Azizah selaku penanggung jawab program keluarga dan gizi dalam konfirmasinya mengatakan, pelaksanaan pemberian tablet penambah darah ini berjalan lancar, dan sasaran kami untuk pencegahan stunting untuk usia balita 0 – 5 tahun.
Sedangkan untuk intervensi dimulai dari remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir. Ada 3 kelompok umur yang terintervensi spesifik dan juga ada 10 kegiatan intervensi yang dilakukan di antaranya untuk ibu hamil dengan cara memberikan tablet tambah darah minimal 10 tablet selama kehamilan serta melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan.
Tetapi saat ini dilakukan 6 kali, dimana 2 kalinya dilakukan saat pemeriksaan oleh dokter puskesmas atau dokter kandungan. Untuk remaja putri ada juga diberikan tablet tambah darah sebanyak 4 tablet dalam 1 bulan, artinya; seminggu sekali, dan melakukan pemeriksaan kadar 4B (Hemogrobin) minimal 1 kali, ungkapnya
Sementara program intervensi pada balita ada 5 Item yaitu dengan melakukan pertimbangan diposyandu setiap bulan, memberikan ASI ekslusif. Jika ada balita yang bermasalah status gizinya maka harus dilakukan perawatan secara koperhensif seperti memberikan makanan tambahan kemudian balita juga harus diimunisasi dasar lengkap.
Dan kenapa intervensi terhadap 3 kelompok itu tadi, seperti; ibu hamil kalau tidak diperiksa kesehatan atau kondisi kasus gizi buruk, maka anak yang dilahirkan berat badan lahir rendah, jika ini dibiarkan pada tumbuh kembangnya akan menjadi stunting, ujarnya.
Dikatakan, bila remaja putri kenapa diberikan tablet tambah darah karena remaja putri menstruasi beresiko terhadap terjadinya anemia dan jika mereka hamil karena anaknya menjadi BBLR pada bayinya serta terjadi pendarahan saat melahirkan.
Maka remaja putri untuk tambah darah karena dalam konsumsi sehari-hari tidak dapat dipenuhi. Sementara itu, kita memberi pemahaman, bahwa kami selalu memberikan sosialisasi diposyandu dan setiap pertemuan yang diadakan oleh puskesmas maupun dinas kesehatan.
Dan juga sudah melakukan sosialisasi ke kader dan ibu – ibu PKK diwilayah Kota Langsa. “kasus stunting menurun ditahun 2024 menjadi 14 %, serta tidak ada lagi kasus kematian ibu dan anak, dan remaja putri kita juga sehat, ceria, bebas anemia”, harapnya. (KC)
Komentar